Jalan mumpung muda, Gunung Prau via Wates, 2 - 3 Juni 2018

Satu gunung lagi telah selesai.
PRAU.

Gunung yang berada di daerah Wonosobo ini memiliki 6 jalur pendakian umum dan 2 jalur pendakian konservasi.
Kali ini kita akan mendaki Prau via Wates, jalur yang paling sepi untuk dijalani, tidak seperti Patak Banteng maupun melalui Dieng. Bayangkan saja di hari itu sebelum kami ada 1 kelompok yang naik berjumlah 4 orang saja (dan berhubung karena bulan puasa, jadinya semakin sepi deh), tapi ada juga kok sobat muslim yang naik pada waktu itu. Antara menahan puasa atau memang lagi ngga puasa ya. heheh.

Jadi Pendakian ini dimulai dari Jalan Anjasmoro, dari toko Erwin, kita bersiap untuk menyewa kekuatan untuk naik ke atas semua peralatan.
Dalam Pendakian ini, Erwin bertindak sebagai center, ada Koh Hebert, Vincent, dan Ipoh yang adalah pelanggan kopinya Erwin, lalu kemudian ada Jimmy merupakan temannya Erwin semasa kuliah, dan Awak dewe, yang kenal Erwin karena Labuan bajo, Merbabu dan Sombori (anggota tour travel?).

Jadi kita mulai berangkat dari Semarang jam 10.30 karena ternyata membutuhkan waktu lama untuk packing dan mengikat barang.


Pengikatan Barang di mobil. Orang orang pada ngeliatin kalo kami lewat. Mungkin pada ngeliat
udah kayak mau Mudik.

nut-nut-nut, Kita makan siang di Parakan. Nama tempatnya Rumah Makan bu Carik, menunya enak. Kalo mau ke Prau atau Sumbing, Sindoro, bisa mampir disini Guys. enak-enak.

Kenapa kita ke Parakan?
Karena selain memang ini jalurnya, kita mau menjumpai AUUUUU, gebetannya Erwin. ehmmm.

Kita berangkat dari Parakan kira kira jam 15.00 dan sampai di Basecamp Wates jam 16.30.
Menurunkan barang, persiapan, kita berangkat dari basecamp jam 17.15.


Jalur Pendakian Gunung Prau via Wates dan Denda untuk setiap pelanggaran

Perjalanan menuju Pos 1 membutuhkan waktu kira kira 40 menit, oiya di pos 1 ini ada sumber air yang bisa diminum langsung kalo mau.

Istirahat sebentar, lanjut menuju Pos 2. Tidak ada banyak hal, hanya hutan dengan vegetasi tidak terlalu lebat . Waktu yang dibutuhkan untuk menuju pos 2 hanya sekitar 30 menit. Oh ya, setelah pos 2 ini ada jalan menuju air terjun. Tapi kita tidak sempat kesana karena terlalu malam.

Lanjut menuju pos 3, disini juga perjalanan santai bisa ditempuh selama sekitar 25 menit saja.

Lanjut menuju Pos 4, Nah di perjalanan menuju Pos 4 ini, bisa dijumpai tangga cinta, Bukit rindu (namanya kok baperan semua), kemudian, padang ilalang, pelawangan, dan kita sampailah ke basecamp Cemoro Tunggal untuk mendirikan tenda.

Sebenarnya kita mau nenda di puncak, namun karena sudah capek ya jadinya hanya di cemoro tunggal. Perjalanan yang ditempuh menuju Pos 4 ini berkisar antara 60-70 menit.

Jadi total perjalanan kita itu ditempuh selama kurang lebih 4 jam (sudah plus istirahat).

Langsung saja bagi tugas, mendirikan tenda dan masak makanan ditemani dengan minum congyang. haha.
Minuman cap tiga Dewa andalan Erwin.

Karena pada lelah, jam 11.30 pun sudah pada ambil Sleeping Bag buat tidur.

Demi apapun juga, Sunrise di Gunung Prau bisa melihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu dan Merapi. Semua tertangkap dalam satu frame.
Indah Kaleeee.


Fajar yang Aduhai


Landscape yang Aduhai



Chandra yang Aduhai (?)

Btw Sarapan Kita cukup mengenyangkan kala itu. Ada melon, Sandwich, dan teh, serta kopi, juga rokok sehat.

Kita mulai turun pukul 10.30 dan sampai bawah pukul 12.00.

Packing-packing, mandi, dan balik ke parakan singgah ke rumah AUUUUU lagii.

Kali ini kita diajak menikmati kopi yang yang ada di temanggung, cukup terkenal, namanya Kopi Mukidi. Sempat mendengar nama yang viral beberapa tahun ini bukan?

Lansung Saja saya mencoba arabica Sumbing pada saat itu, dan rasa asamnya pas.
Mantap Pak Mukidi.


Cafe Pak Mukidi dan Percakapan Coffee Lovers

Sebelum Berangkat


Mau Turun, cekrek


Here we are Guys, Para penjelajah prau ketika Bulan Ramadhan


Komentar

Postingan Populer