Sombori Labengki 3D2N. Anniversary Holiday? Yes!!
2018 is coming and guess what are the Pemuda harapan bangsa planned?
we are going to Sombori Labengki, Southeast Sulawesi.
Yes, para pejalan yang tak pernah berhenti untuk meng-explore Indonesia ini terus berlanjut.
Tahun ini waktunya Sulawesi kita kunjungi.
Perencanaan ini dimulai dengan pemilihan tanggal dan Tour Guide yang cocok. Tapi sayangnya tidak semua bisa ikut di Trip kali ini. Anggota lama yang ikut hanyalah aku, kakak, Jimmy, Erwin, Naomi, Metta, William, Bang Yed, Silvia, Hendra, Albert. Hmmm. Lumayan. Yang ngga bisa ikut itu Kak Ebi, Kak Rika, Perry, Lydia, Bu Dok. Tapi Posisi mereka tergantikan oleh teman temannya Metta, Jimmy, Naomy dari Kampus Trisakti. Ada Nala, Darwin, Vera, Romauli a.k.a Fayfai, Hardy, dan ditambah teman Silvi yaitu Venny dan Calvin.
Jadi apa yang kita kerjakan disana?
Oiya, kita berada di daerah Sulawesi hanya 3 hari 3 malam.
Sebentar tapi puas. Sebentar dan masih kangen sama mereka.
Awal Perjalanan Kita dimulai dari Pemberangkatan dari daerah masing-masing menuju Bandara Kendari (Haluoleo). Semua tiba di tanggal 28 April 2018 dengan waktu yang berbeda-beda. Erwin dan Albert menjadi yang pertama menginjakkan kaki di Kendari karena pesawat mereka dipercepat oleh maskapai singa dan rombongan Jakarta menjadi rombongan terakhir karena pesawat kita yang paling malam.
Perjalanan pertama kita langsung ke bukit berbatu. Gileee, batunya tajam-tajam, menusuk, tapi ngga sesakit ditinggal pacar pergi terus dia kepelukan orang lain. Anggap aja dia lari ke pelukan ayah-ibu, kira-kira begitulah sakitnya.
Ambil foto, cekrek.
Bukit berbatu
by : Erwin
Kemudian kita langsung berangkat ke (yang katanya) miniatur raja ampat papua yang disebelahnya ada teluk cinta (karena pulaunya membentuk cinta gitu) dan katanya jika berdoa disini bisa segera mendapat jodoh (jangan percaya, ini musyrik).
Miniatur Raja Ampat
by : Kak Mey
Teluk Cinta (nampak kan lope-lopenya)
by : Erwin
Lanjut, Perjalanan berikutnya adalah ke Pantai Pasir Panjang. Guys, for reminder, hati-hati kalo berenang di laut nya, kalau bisa pakai sendal karena BANYAK BULU BABI. Dan itu terjadi pada teman kita, Faifay. Jadi ketika kita sedang asik-asiknya berenang di laut, Faifay dengan lembutnya memijak sesuatu yang tajam itu dan dia langsung teriak. Kita spontan menggendongnya menuju bibir pantai untuk mendapat pertolongan pertama.
Langsung saja bapak pemandu bertanya, "apakah ada yang mau kencing?". Ya pertolongan pertama kata bapak-bapak adalah kencing. Sontak saja semua pada malu-malu. Itu sama aja kayak ente kencing di toilet, terus hasilnya dipamerin ke kawan sekampung (karena dikampung itu cuma ada kita).
Faifay pun berteriak
"AYOOOO, SIAPA YANG MAU KENCING CEPET DAH AH, GUE RELA DIKENCING-IN, TAPI JANGAN KENA KUKU-NYA YA!"
"Lah, Kenapa Fay?"
"IYA, KALO KENA KUKU KAN DIA (Re: Kencing) BAKAL MENGENDAP, GA RELA GUE."
Pantai Pasir Panjang (saat semua menyelamatkan Fai)
by : Erwin
Akhirnya Pahlawan kencing pertama pun dengan rela adalah Vera kemudian Metta, kemudian Jimmy, Kemudian Ane. Ya, Ane turut berpartisipasi untuk kencing ini. Fay, Thanks to me!
Walaupun akhirnya selama trip Faifay berjalan pincang karena masih perih dan lebam terasa di kulit kakinya karena bulu babi dan kabar terakhir ane terima dari dia, Kakinya dirontgen dan diperban dijakarta, but, it's better.
Dan Kita menikmati Senja di tengah laut. So peacefull....
Senja ditengah laut
by : me
Makan malam di tengah pulau dengan penduduk yang sedikit itu sangat enak (apa mungkin karena lapar). But we were served well.
Keesokan harinya kita pergi ke pemandangan latar Sombori Island Sulawesi Tengah. Pemandangannyaaa, Lihat saja Sendiri
Sombori Island
by : Bang Yed
Pemandangan Sombori Island Sulteng dan Model ANTM
by : me
Untuk sampai ke atas sini, perjuangannya ngga terlalu berat, cukup 15 menit dan sampai lah. Jalannya juga ngga berbatu tajam, cuma dibeberapa jalan ada tanjakan yang lumayan bersudut 50 derajat (ane ngga ngitung sudutnya ya, guys. Cuma perkiraan).
Cus perjalanan berlanjut ke Goa Berlian. Nah Di Goa ini akan menemukan secercah sinar harapan yang datangnya dari atas langit. Jadi Goa ini memiliki lubang diatas nya, sehingga sinaran mentari bisa menyinari ke dalam goa dan menghasilkan suatu visual yang menakjubkan.
Bagian Luar Goa Berlian
by : Abang Pemandu (Ryan)
Bagian Dalam Goa Berlian
by : Bang Yed
Model Rumah Nenek (silahkan dipilih), btw ini rumah disamping rumah nenek
by : Calvin
Setelah dari sini kita lanjut perjalanan menuju Goa Allo. Byur blasss. Mandi Lagi. Nah disini ada satu Gua yang sangat tenang airnya dan pendek. bisa untuk meditasi dan di dalam Goa ada sumber mata air tapi gelap, jadi kita ngga kesana. Tapi lagii, di sisi lain dari goa ini ada semacam lekukan dari air laut menghasilkan warna air hijau tosca tua. bagus KALI!
Kejadian disini adalah, kacamata Hendra jatuh kebawah. Kedalaman 3 m dan arus sangat kencang. bingung to ya. Untung aja ada abang pemandu yang dengan sigap mengambil google dan menyelam kebawah. Thanks abang pemandu!
by : Bang Yed
Nah selanjutnya ke destinasi yang cukup menantang adrenalin (agak lebay), Kita harus kembali mendaki
Sombori Hills Dewean
By : Bang Ryan
Sombori Hills Akehan
by : Bang Ryan
etapii..
Kapalnya karam.
Ya, kapal kita karam sewaktu mau pulang, karena posisi kapal yang terlalu dekat dengan bibir pantai dan kita harus menunggu sampai jam 11 MALAM! (posisi saat itu masih jam 6 sore).. Gile kan. iya.
Tapi untung saja Ada kapal lain (Jadi satu EO tour tapi pakai kapal lain dimana memang dari awal kita pisah). Jadinya kita dilangsir satu-satu menggunakan kanoe ke kapal satunya dimana jarak dari bibir pantai sekitar 100 m. hemm. Gile aja kalo disuruh berenang ya, malam malam lagi, banyak bulu babi lagi.
Btw, disini Albert terkena bulu babi. tapi dia tetap tenang. SAIKKK.
ya banyak juga sih mungkin yang pengen kencing pada waktu itu. jadinya dia menyiram kakinya dengan kencing sewaktu di atas kapal.
Pantai Koko
By : Bang Yed
Senja Pantai Koko
by: bang Yed
Inilah akhir cerita kitaaaaa.
Eits tunggu dulu.
Btw pemandangan malam itu bagus banget. Bulannya besar.
Keesokan paginya kita siap berangkat kembali menuju Kendari dengan total perjalanan sekitar 5 jam (kita menempuh selama 4,5 jam dengan kecepatan turbo, hingga rasanya ingin mual).
Full Team, SPARTA!
by: Bapak Sultan, sang Bapak Kantin
Malamnya "Klub Jakarta" yang terakhir kali tiba di Kendari menjadi paling awal pulang. Sedihhh, senangg. kenapa hanya sebentar.
Ingin lagi rasanya ku jalan-jalan dengan mereka.
Guys, tunggu chapter selanjutnya perjalanan kita ya.
Komentar
Posting Komentar